Selasa, 18 Oktober 2011

KEMIRI PECAH


PROSES PEMBUATAN KEMIRI PECAH
Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagai candleberry, Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat. Tidak diketahui dengan tepat asal-usulnya, tumbuhan ini menyebar luas mulai dari India dan Cina, melewati Asia Tenggara dan Nusantara, hingga Polinesia dan Selandia Baru.[1] Di Indonesia, kemiri dikenal dengan banyak nama. Di antaranya, kembiri, gambiri, hambiri (Bat.); kemili (Gayo); kemiling (Lamp.); buah kareh (buah keras, Mink.; Nias); keminting (Day.). Juga muncang (Sd.); dèrèkan, pidekan, miri (Jw.); kamèrè, komèrè, mèrè (Md.); dan lain-lain.[2]  Kemiri sekarang tersebar luas di daerah-daerah tropis. Tanaman ini adalah tumbuhan resmi negara bagian Hawaii. (Wikipedia Indonesia)
Biasanya petani menjual kemiri dalam keadaan utuh atau biji kemiri yang sudah dikupas kulit buah. Untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, petani akan menjual dalam keadaan biji kupas. Seperti halnya dengan yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Pardamean Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematangsiantar yang bekerja khusus untuk memecah kemiri. Pengupasan biji dilaksanakan di rumah penduduk. Pedagang pengumpul memberikan beberapa karung biji kemiri kepada masyarakat tersebut dan setiap beberapa hari sekali biji kemiri kupas akan diambil. Selain mendapatkan upah pengupasan, masyarakat tersebut masih dapat menjual tempurung/cangkang kemiri sebagai bahan bakar untuk memasak. Sebagian masyarakat yang bukan buruh pengupas, melakukan kegiatan ini dengan membeli langsung kemiri utuh dan mengerjakan sendiri pengupasan sampai pada penjualan.  Masyarakat lebih menyukai pengupasan biji dengan cara sederhana dibandingkan menggunakan mesin pengupas biji. Dengan alasan mutu (daging biji utuh) hasil kemiri kupas dengan mesin lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan alat sederhana.
Proses  pemecahan kemiri ini terbagi dalam 4 tahap yaitu:
1.      Penjemuran
2.      Perendaman
3.      Pemecahan
4.      Sortasi
Buah kemiri yang diterima dari petani/pedagang pengumpul dijemur selama lebih kurang 3 hari. Selanjutnya kemiri direndam dalam air selama 10 menit lalu ditiriskan. Perendaman bertujuan agar daging biji pada saat pemecahan cangkang tetap utuh. Pemecahan kulit biji dilakukan dengan menggunakan alat pengupas sederhana yaitu sebuah kantong karet seukuran biji kemiri yang diikatkan pada sepotong bambu yang panjangnya 30-40 cm. Biji kemiri yang sudah dijemur, dimasukkan ke dalam kantong karet, kemudian dipukulkan pada sebuah batu, sehingga tempurungnya pecah dan daging biji (kernel) mudah diambil.
Kernel atau daging biji kemiri disortasi antara daging biji utuh dan yang pecah. Selanjutnya dijemur kembali untuk mencegah serangan jamur atau cendawan pada saat penyimpanan sebelum dijual.
Dari 100 kg kemiri utuh akan diperoleh 30 kg daging biji bulat/utuh dan 4 kg daging biji pecah. Harga kemiri utuh Rp 5.000/kg dan harga daging biji utuh Rp 25.000/kg sedangkan daging biji pecah Rp 16.000/kg

Jumat, 16 September 2011

ND ( Newcastle Disease )

Salah satu penyakit-penyakit yang menyerang ayam kampung adalah NCD ( New Castlle Desease ) atau lebih dikenal dengan penyakit tetelo . tetelo adalah penyakit yang disebabkan oleh sejenis viris dan dapat menghinggapi segala jenis unggas.
Penyakit tetelo muncul di kota new castle (inggris) pada tahun 1926 kemudian menyebar ke sekuruh dunia termasuk indonesia. Sampai saat ini, tidak ada satupun daerah di indonesia yang bebas sepenuhnya dari penyakit ini. Penyakit ini sanggat banyak mendatangkan kerugian pada peternak, karena 90-100% dari hewan yang menderita penyakit ini mengalami kematian. Penyakit ini terutama menyerang ayam baik pada usia muda ataupun yang dewasa. Biasanya terjadi pada masa pancaroba atau pada musim kemarau ke musim hujan. Cara penularannya adalah melalui ludah, feses, makanan dan minuman. Penularan juga melalui udara sehingga penyakit ini mudah menyebar kemana-mana.
Gejala yang tampak pada penderita adalah sebagai berikut :
  1. Awalnya, ayam terlihat malas dan duduk merutu
  2. Banyak mengeluarkan air mata
  3. Pipi dan tenggorokan padat atau membengkak
  4. Ayam terlihat selalu mengantuk dan ingin tidur
  5. Dalam rongga mulut dan tekat terdapat lendir yang liat dan pekat sehingga susah bernafas
  6. Sambil membersin dan berdehem ia mencoba mengeluarkannya
  7. Adakalanya kelompok mata membengkak
  8. Setelah itu ayam tampak semakin sukar bernafas dengan leher merenggang dan paruh ternganga
  9. Balung dan piyalnya kadang berwarna merah keungu-unguan hingga lembayung tua
  10. Setelah itu ayam akan lumpuh. Dalam keadaan lumpuh itu ia segera akan mati.
Penyakit ini disebabkan oleh virus paramyxo yang keganasannya bervariasi, yaitu
  1. Tipe ganas (velogenik) : hampir semua gejala diatas tampak dan tingkat kematiannya mencapai 80-100%
  2. Tipe sedang (mesogenik) : gejala berupa gangguan pernafasan dan saraf, tingkat kematiannya mencapai 10% pada ayam muda dan jarang terjadi pada ayam dewasa
  3. Tipe lemah (lentogenik) : gejalanya tidak terlalu nyata, ada sedikit gangguan pernafasan dan penurunan produksi telur, kualitas kulit telur menjadi menurun
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian vaksin yang disebut “ Vaksin NCD pola 4-4-4” . maksudnya , vaksin NCD diberikan pada ayam yang berumur empat hari, empat minggu dan empat bulan. Tahap pemberian vaksin adalah sebagai berikut :
  1. Untuk anak ayam berumur empat hari, diberi vaksin dengan cara tetes mulut atau tetes mata. Pemberian menggunakan pipet tetes. Pada mata diberikan masing-masing satu tetes. Tetesan pada mulut dilakukan sebanyak dua tetes.
  2. Untuk ayam berumur empat minggu dan empat bulan, dilakukan pencegahan dengan cara penyuntikan, sebelum penyuntikan vaksin diencerkan dulu.
Pepaya (Carica Papaya) dengan family Caricaceae merupakan tanaman yang aslinya dari amerika tengah. Di indonesia tanaman pepaya dapat ditanam hingga 1000 m dpl, akan tetapi dapat juga diusahakan pada daerah ketinggian hingga 1200-1500 m dpl. Di daerah sub tropis yang cukup panas, pepaya juga dapat diusahakan seperti di florida.

Zat-zat yang terkandung pada tanaman pepaya adalah sebagai berikut :
  1. Daun : Enzim Papain, Alkaloid Karpaina, Pscuda Karpaina, Glikosid, Karposid dan Saponin.
  2. Buah : Beta Karoteene, Peetin, D-galactosa, L-arabinosa, Papein, Papayotimin papain dan vitokinose
  3. Biji : Galactosa Cacarin, Karpain
  4. Getah : Papain, Kemokapain, Lisosim, Glutamin dan Siklotransferase
Khasiat-khasiat dari tanaman pepaya dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Daun : mengobati malaria, demam dan jengkolan
  1. Akar : digigit ular berbisa
  2. Kulit buah: kulit melepuh karena panas
  3. Biji buah : beruban sebelum waktunya dan mengobati penyakit cacing gelang pada manusia
  4. Buah : menyembuhkan penyakit buang air besar tiadak lancar, maag, sariawan, merangsang nafsu makan

Perlakuan yang dilakukan pada ayam I
  1. Ambil daun pepaya yang sudah terlihat tua, namun belum menguning
  2. Letakkan pada suatu wadah atau mangkok
  3. Beri air sebanyak 100 ml
  4. Peras daun pepaya yang sudah diberi air hingga berwarna hijau pekat
  5. Minumkan air ekstrak tersebut pada ayam dengan langkah sebagai berikut :
    a. Ayam tersebut dipegangi oleh orang lain
b. Buka bagian mulut ayam
c. Minumkan air perasan daun pepaya sebanyak dua sendok makan atau sekitar 5 ml
d. Minumkan air ekstrak tersebut rutin tiga kali sehari
e. Pada hari ketiga, waktu pemberian dikurangi yaitu menjadi dua kali sehari